Benarkah Device Berpengaruh Terhadap Flavour Liquid

Topik mengenai ‘device berpengaruh terhadap flavour Liquid’ ternyata cukup ramai, bahkan sempat menimbulkan sedikit perdebatan. Wajar sih, toh setiap orang punya pendapatnya sendiri – sendiri. Tapi apakah memang benar demikian?

Benarkah Device Berpengaruh Terhadap Flavour Liquid
Foto credit ©Pixabay

Artikel ini bukan untuk membenarkan, ataupun mencari kesalahan terkait anggapan tersebut. Semua orang bebas berpendapat, jadi saya memutuskan untuk menulis pendapat saya sendiri. Setuju atau tidak, itu terserah Anda.

Jadi, apakah device berpengaruh terhadap flavour Liquid?

Jujur, secara pribadi saya tidak setuju dengan statmen tersebut. Sepengalaman saya, device tidak memberikan dampak apapun terhadap ‘Flavour Liquid’. Kalau soal kenyamanan vaping? Jelas device memegang pengaruh besar, tapi kalau untuk urusan flavour? Tidak ada peran sama sekali (menurut saya).

Beberapa hal yang mempengaruhi flavour Liquid menurut saya justru ada pada jenis Atomizer yang digunakan, setup, dan kualitas Liquid itu sendiri. Sementara device hanya bertindak sebagai perantara, dan tidak memiliki andil apapun soal urusan flavour Liquid. Untuk lebih jelasnya, coba kita bedah satu – persatu.

Atomizer

Benda ini sangat fatal perannya untuk urusan flavour Liquid. Di luaran sana memang ada banyak sekali model Atomizer, namun hanya ada beberapa yang benar – benar bagus, dan sebagian lagi asal jadi bisa ngebul.

Atomizer
Foto credit ©Pixabay

Untuk Anda yang memang berniat mengejar flavour, ada baiknya melakukan riset sebelum menentukan Atomizer mana yang akan digunakan. Bisa mengambil dari refrensi reviewer YouTube, atau berbagai blog yang membahas tentang vape. Ingat, setiap Atomizer itu punya karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Setup

Point ini sepertinya yang menjadi sumber masalah perdebatan. Yap benar, setup sangat berpengaruh terhadap flavour Liquid saat vaping. Setup disini tidak terbatas pada setup coilling saja, melainkan juga pemilihan device yang digunakan.

Setup vape
Foto credit ©Pixabay

Untuk setup coilling, tentu semua vapers pasti sudah paham jika bagian ini memang memegang peranan penting terhadap flavour Liquid. Tapi untuk setup device, hmm saya ragu sudah banyak yang paham terutama untuk vapers baru.

Bukan maksud saya mengurui atau sok tahu, saya sendiri juga termasuk orang asal – asalan dalam menentukan setup device ketika pertama kali menggunakan vape. Hasilnya? Tentu saja zonk, bahkan sekalipun menggunakan Liquid premium berharga ratusan ribu.

Kesalahan yang umum dilakukan pemula adalah tidak mengukur kebutuhan power untuk setup Atomizer yang digunakan-nya, ini sangat umum saya temui bahkan sampai saat ini. Contohnya saya saja, dulu waktu pertama kali mencoba vape device yang saya beli eVic VTC Mini + RDA Tsunami dual coil.

Benarkah Device Berpengaruh Terhadap Flavour Liquid
Evic Vtwo & RDA Tsunami

Ya bisa dibayangkan, VTC yang notabene single baterai dengan power maksimal 75W dipaksa narik RDA dual coil. Apakah enak Flavournya? dulu sih enak – enak aja karena belum begitu paham soal vape. Kalau sekarang disuruh cobain lagi, mending enggak usah ngevape saja deh.

Meski nampak baik – baik saja, setup seperti yang saya beli di atas sebenarnya salah. Mau disetting pake gaya apapun juga tidak bakal ketemu enaknya, ngebul iya enak jangan ditanya. Coba dipikir, device single baterai dengan power maksimal 75W dipaksa narik RDA dual coil yang notabene sweet spot’nya ada dikisaran angka 60 – 65W.

Pasti ada yang tanya, kan itu device 75W kebutuhan katakanlah 65W, masih sisa 10W dong? Dulu pikir saya juga begitu, tapi dari beberapa riset yang saya lakukan ternyata cara mainnya tidak demikian. Meski device memiliki power maksimal 75W, kenyataan-nya tidak semua device mempunyai output power real 75W. Angka 75W yang ditulis bisa dikatakan merupakan peak-power yang bisa dihandel chip, bukan besarnya power secara real. Gampangnya, ‘chip tersebut memang bisa mengeluarkan power maksimal sampai 75W, tapi bergantung pada kondisi tertentu’.

Kualitas liquid

Yang terakhir juga sering menjadi penyebab flavour Liquid berubah, apa lagi kalau bukan kualitas Liquid itu sendiri. Tidak seperti dulu, jaman sekarang Liquid vape sangat banyak variasinya. Bahkan brewer lokal terus bermunculan setiap tahun-nya, hingga sekarang sudah tidak terhitung lagi ada berapa banyak brewer Liquid vape di Indonesia.

Kualitas liquid
Foto credit ©Wikimedia

Pertanyaan-nya, apakah dari sekian banyak produk Liquid yang ada di Indonesia tersebut ‘bagus’ kualitasnya? Sebagai konsumen jujur saya akui, Liquid lokal buatan brewer Indonesia saat ini secara kualitas bisa diadu dengan berbagai merek Liquid impor seperti dari US. Tapi tentu saja tidak semuanya.

Saya masih sering menemukan Liquid lokal baru yang memiliki kualitas jelek (menurut saya), cuma menang di gimmick iklan dan strategi marketing. Namun hal tersebut tentunya wajar untuk sebuah produk konsumsi, pasti ada saja kelompok produk recommended dan kelompok produk yang seharusnya tidak usah dibeli.

Sebagai penutup, opini saya mengenai device yang mempengaruhi flavour Liquid tetap tidak berubah. Kenapa? karena saya tidak menemukan korelasi antara keduanya. Device yang notabene hanya sebuah alat penghasil panas tidak bisa menjadi tersangka ketika flavour Liquid vapemu tiba – tiba berubah.

Posting Komentar

Halaman

Copyright © 2021

Indonesia Vaporizer